Admin CPG, Jakarta -Top 3 Tekno Berita Terkini pada Jumat, 19 April 2024 diawal artikel berisi tips dan paduan jurnal terindeks Scopus. Indeks yang paling populer dalam dunia penelitian akademik itu sering dijadikan parameter dampak karya seorang peneliti. Basis datanya juga sangat luas.
Artikel selanjutnya membahas beberapa aspek pemicu banjir di Dubai, Uni Emirat Arab. Melonjaknya intensitas hujan di wilayah tersebut meningkat drastis sejak 16 April lalu dan mengganti gurun pasir menjadi genangan air. Selain karena anomali curah hujan, ada juga faktor minimnya antisipasi dari regulator lokal.
Berita ketiga menyangkut rekam sejarah erupsi Gunung Ruang, khususnya yang menimbulkan tsunami. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat gunung api di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, pernah erupsi 16 kali sejak 1808.
1. Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus
Scopus termasuk basis data paling bergengsi dalam dunia penelitian akademis. Publikasi dalam jurnal yang terdaftar di Scopus dianggap berkualitas tinggi dan dapat meningkatkan reputasi serta karier seorang peneliti. Cakupannya besar, lantaran berisi jurnal ilmiah, prosiding konferensi, dan buku global dan regional.
Terdapat sejumlah tips untuk menulis karya ilmiah terindeks Scopus. Selain memahami persyaratannya, penulis harus memilih topik yang relevan dan berdampak. Abstrak yang ditulis sebaiknya jelas dan ringkas, dengan metode penelitian yang kuat. Jurnal yang ingin masuk Scopus pun harus memiliki simpulan yang kuat, berisi kutipan literatur yang relevan, serta diperkuat revisi dari para peninjau.
2. Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks
Banjir besar di Dubai, pada Selasa, 16 April 2024, dipicu kenaikan intensitas hujan hingga batas yang tidak normal. Merujuk data Pusat Meteorologi Nasional UEA, hujan sepanjang hari itu di wilayah gurun itu sudah berskala intensitas 254 milimeter dan menjadi rekor paling lebat sepanjang 75 tahun terakhir di Uni Emirat Arab.
Iklan
Ahli klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan Skala 254 milimeter itu seharusnya kumpulan dari empat bulan musim hujan, bukan debit dalam satu hari. Artinya, insiden banjir murni akibat perubahan iklim yang kini telah menyebar ke skala global.
Lantaran jarang diguyur hujan besar, pemerintah Dubai dianggap kurang responsif dan tidak membangun irigasi dan tata kota yang kebal terhadap potensi banjir. Badai vorteks yang semula berada di kawasan Oman juga bergerak menuju bagian barat Dubai turut memicu bahala tersebut.
3. Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter
Kepala Tim Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Heruningtyas, menyebut erupsi Gunung Ruang pernah menghasilkan tsunami setinggi 25 meter. Gunung Api di Sulawesi Utara itu pernah erupsi 16 kali sejak 1808. E
Erupsi pada 1808, misalnya, membuat tubuh gunung itu tertimbun material letusan, serta merusakPulau Tangulandang sebelah barat dan selatan rusak. Adapun tsunami terjadi di tengah letusan pada 1871. Gelombang air yang tinggi dari pulau Gunung Ruang hingga ke pulau seberang ditimbulkan oleh longsoran erupsi.
Pilihan Editor: BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini