Pulau Jawa Dikepung Sesar Aktif, Berpotensi Gempa

Admin CPG, Jakarta – Para ilmuwan pada Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini menemukan 75 sesar aktif di sepanjang Pulau Jawa. Patahan aktif ini berpotensi kembali memicu gempa bumi di masa mendatang.

“Sebanyak 50 persen penduduk tinggal di Pulau Jawa. Artinya, kita perlu melindungi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa,” kata Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahmah Hanifa dalam lokakarya pemetaan sesar aktif yang dipantau di Jakarta pada Rabu, 3 April 2024.

Peta gempa tahun 2017 tercatat jumlah sesar di Pulau Jawa sebanyak 31 sesar aktif dan total seluruh Indonesia saat itu mencapai 295 sesar aktif. Berdasarkan pemutakhiran data terbaru pada tahun 2024, jumlah sesar aktif di Pulau Jawa mencapai 75 titik dan total seluruh Indonesia sebanyak 400-an sesar aktif.

Nuraini mengatakan sesar aktif yang sudah diketahui parameternya dengan baik tidak sampai 30 persen. Menurutnya, jumlah 75 sesar itu menandakan bukan sesar aktif yang bertambah tetapi pengetahuan manusia yang bertambah.

Selama tujuh tahun terakhir, para ilmuwan berhasil menemukan sesar baru yang sebelumnya tidak diketahui akibat keterbatasan teknologi dan ilmu. “Contohnya kalau enggak ada gempa Cianjur, mungkin kita juga lupa pernah ada gempa Cianjur, artinya kita juga belum melupakan dengan baik gempa Cianjur,” kata Nuraini.

Bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat, yang terjadi pada tahun 2022 bukan kali pertama mengguncang wilayah tersebut. Pada tahun 1897, gempa bumi juga pernah mengguncang wilayah Cianjur dan merusak berbagai bangunan pada massa itu.

Di Indonesia sepanjang 2000 hingga 2018, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam mencapai 185.677 jiwa. Indonesia menjadi salah satu negara dengan korban bencana alam paling besar selama periode tahun 2000 sampai 2018.

Aktivitas tektonik Indonesia yang sangat aktif menyebabkan negara ini diguncang rata-rata sebanyak 2.000 gempa bumi setiap tahun dengan kekuatan di atas 4,5 magnitudo. 

Lebih lanjut Nuraini menyampaikan bahwa sekitar 206 juta penduduk Indonesia atau 77 persen dari total penduduk bisa mengalami guncangan gempa dengan intensitas VI MMI. Kemudian, sebanyak 4,1 juta jiwa bermukim di atas patahan.

“Melakukan riset sesar aktif tidak mudah apalagi Pulau Jawa sudah banyak penduduk. Padahal (riset) geologis itu perlu menggali (tanah). Kalau sudah banyak rumah susah juga (melakukan riset),” pungkasnya.