Admin CPG, Jakarta – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan status Gunung Ruang di Sulawesi Utara dari awas atau level IV menjadi siaga atau level III mulai Senin, 22 April 2024. Kendati demikian, penangaan darurat bencana erupsi Gunung Ruang tetap dilanjutkan.
Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jarwansyah, menilai upaya tim satuan tugas gabungan penanganan darurat bencana dalam penyelamatan masyarakat yang terkenda dampak erupsi Gunung Ruang sudah berjalan dengan baik. Sejauh ini, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa akibat bencana vulkanologi tersebut.
“Kapal-kapal sudah beroperasi untuk evakuasi maupun pengiriman logistik. BNPB tentunya akan tetap mendukung untuk pendampingan dan pengisian gap yang belum tersentuh,” kata Jarwansyah pada Senin, 22 April 2024.
Walau begitu, Jarwansyah memberikan beberapa catatan yang perlu dijadikan sebagai acuan dalam upaya penanganan darurat menuju fase pemulihan. Menurut dia, pendataan masyarakat yang terkena dampak bencana masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. “Data-data ini yang nantinya akan menjadi dasar serta acuan pemenuhan kebutuhan, termasuk ketika program rehabilitasi dan rekonstruksi dijalankan secara paralel,” ujarnya.
Jarwansyah berharap seluruh pemangku kepentingan terus mencermati segala hal yang dianggap perlu dan kurang tertangani dengan baik. Dia mengingatkan, status tanggap darurat akan berakhir pada 29 April 2024. Dia mencontohkan, pendampingan perlu dilakukan, terutama oleh TNI dan Polri untuk memjamin keamanan pengungsi.
“Pengungsi perlu dikawal karena banyak dari mereka yang takut kehilangan hewan ternak dan bagaimana mereka memberikan makanan bagi hewan ternaknya,” kata Jarwansyah.
Hari ini, rapat koordinasi kembali digelar, diikuti oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Komando Daerah Militer XIII/Merdeka, Kepolisian Daerah Sulawesi Utara, serta kementerian dan lembaga. Mereka sepakat untuk melanjutkan upaya pemberian bantuan pemenuhan dasar bagi masyarakat yang terkena dampak bencana Gunung Ruandg, terutama kelompok rentan.
Pelayanan kesehatan juga tetap dilakukan dengan skema “jemput bola”, mengingat lokasi pengungsi yang tersebar. Sejauh ini perangkat pemerintahan telah menyiapkan area pengungsian di sejumlah lokasi. Namun ada pula pengungsi yang secara swadaya mencari lokasi aman di perbukitan. Sebagian pengungsi juga telah dievakuasi ke luar Pulau Tagulandang, yang bersebelahan dengan Gunung Ruang.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro mencatat, hingga Senin, 22 April 2024, telah menangani sebanyak 3.582 jiwa pengungsi. Tantangan yang dihadapi tim satgas gabungan adalah bagaimana agar warga yang mengungsi secara mandiri di pegunungan tetap terawasi dan terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk layanan kesehatan. Adapun erupsi Gunung Ruang telah menyeabkan rusaknya 3.614 unit rumah yang tersebar di dua kelurahan dan 13 kampung.
Pengiriman Bantuan Logistik dan Peralatan
Iklan
Hari ini, BNPB dan pemerintahan setempat terus mendorong pengiriman bantuan logistik dan peralatan menuju Pulau Tagulandang. Pengiriman dilakukan menggunakan kapal ferry dari Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, yang berjarak sekitar 61 mil laut di sisi selatan Gunung Ruang.
Deputi V Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, berharap seluruh unsur yang terlibat dalam penanganan darurat bencana erupsi Gunung RUang menyiapkan skenario evakuasi dan penyelamatan. “Skenario ini menjadi penting. Jika erupsi maka ke mana jalurnya untuk evakuasi, termasuk membaca arah angin,” kata Lilik.
Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, pada Rabu, 17 April 2024. Foto: X/@infomitigasi
Dia mengingatkan agar koordinasi antarpihak terus dilakukan, terutama ihwal masa tanggap darurat yang akan berakhir sepekan ke depan. “Jika ingin memperpanjang status tanggap darurat, maka harus melihat rekomendasi PVMBG dan instansi berwenang lainnya,” ujarnya.
Lilik menilai penanganan pengungsi perlu disiapkan dengan menyediakan skema posko utama dan pos pendampingan. Pendekatannya pun harus menggunakan skema klaster. “Klaster pengungsian tidak bisa diserahkan kepada satu dinas saja. Termasuk klaster kesehatan, logistik dan lainnya,” kata dia.
Pilihan Editor:
Letusan Masih Terjadi, Evakuasi Warga Terkena Dampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan
Sebelumnya, merujuk PVMBG, potensi bahaya saat ini berupa erupsi skala kecil, dengan sebaran material erupsi terbatas di sekitar puncak Gunung Ruang. PVMBG juga menyebut bahwa telah terjadi penumpukan material hasil erupsi pada lereng atas bagian timur yang berpotensi menjadi guguran atau longsoran batuan. Pelepasan gas masih berpotensi terjadi dengan skala cenderung menurun sebagai tahap akhir dari rangkaian erupsi.
Kendati telah menurunkan status Gunung Ruang ke level III atau siaga, PVMBG tetap merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung di sekitar gunung berapi tetap waspada. Mereka dilarang memasuki wilayah di radius 4 kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk di dalam radius 4 kilometer tersebut perlu segera dievakuasi.