Admin CPG, Jakarta – Berbeda dari Jakarta, banyak provinsi lain di Indonesia memiliki potensi cuaca hujan lebat pada hari ini, Selasa 9 April 2024. Potensi hujan pada hari terakhir puasa Ramadan ini dapat disertai petir dan angin kencang.
Provinsi lainnya itu antara lain seluruh yang ada di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Begitu juga dengan yang ada di Pulau Jawa, minus Jakarta.
Menurut BMKG, dalam peringatan dini cuaca yang dibuatnya 8-10 April 2024, potensi hujan lebat sebagian dikarenakan pengaruh Siklon Tropis Olga yang masih terpantau di Samudera Hindia sebelah barat daya Sabu, Nusa Tenggara Timur. Siklon tropis ini diprediksi bergerak ke arah barat-barat daya, menjauhi wilayah Indonesia dengan potensi melemah pada hari ini.
Siklon membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang mampu meningkatkan potensi awan hujan di banyak wilayah. Antara lain memanjang dari Kalimantan Timur hingga Laut Flores, Sulawesi Utara hingga Perairan utara Alor, dan Laut Sawu hingga Samudera Hindia selatan Kupang.
Sistem yang sama juga membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) dengan potensi yang sama, memacu pertumbuhan awan hujan, di Laut Bali dan dari Laut Sawu hingga Samudera Hindia barat daya Sabu. Olga juga disebutkan menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) dari Australia bagian utara hingga Samudera Hindia barat daya Sabu.
Iklan
Di luar siklon tropis, cuaca hari ini juga mendapat pengaruh dari Sirkulasi Siklonik yang terpantau berada di perairan barat Sumatera Barat dan di Laut Arafuru. Dampak dari keberadaan Sirkulasi Siklonik yang pertama adalah konvergensi yang terbentuk memanjang dari Samudera Hindia sebelah barat Aceh hingga Sumatera Barat, juga Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu hingga Samudra Hindia barat Sumatra Barat.
Sirkulasi Siklonik kedua menyebabkan konvergensi di Laut Halmahera dan dari Maluku hingga Laut Banda. Kedua Sirkulasi Siklonik juga membentuk daerah konfluensi di Pesisir barat Sumatra Barat dan di Laut Banda.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Samudera Pasifik utara Papua Barat hingga Papua Pegunungan. Semua potensi yang mendatangkan hujan itu belum termasuk dari faktor Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal di banyak wilayah provinsi.
Pilihan Editor: Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total di Amerika