Admin CPG, Jakarta – Tesla memutuskan hubungan kerja (PHK) lebih dari 10 persen karyawannya. Menurut sebuah memo internal yang dilihat Reuters, Senin, 15 April 2024, perusahaan itu sedang berhadapan dengan penurunan penjualan dan semakin kompetitifnya harga kendaraan listrik (EV).
“Setiap lima tahun, kami perlu melakukan reorganisasi untuk tahap pertumbuhan berikutnya,” cuit CEO Tesla Elon Musk di X (Twitter).
Bos Space X itu terakhir kali mengumumkan pemberhentian karyawan pada 2022, setelah memberi tahu para eksekutif bahwa dia mempunyai firasat buruk terhadap perekonomian. Namun, jumlah pekerja Tesla tercatat telah meningkat, dari sekitar 100.000 pada akhir 2021 menjadi lebih dari 140.000 pada akhir 2023.
Adapun saham Tesla ditutup 5,6 persen lebih rendah, US$ 161,48, atau sekitar Rp 2,6 juta (kurs Rp 16.247) pada Senin. Saham pabrikan kendaraan listrik lainnya, Rivian Automotive (RIVN.O), Grup Lucid (LCID.O), dan VinFast Auto juga turun sekitar 2,4 persen sampai 9,4 persen.
“Saat kami mempersiapkan perusahaan untuk tahap pertumbuhan berikutnya, sangat penting untuk mempertimbangkan segala aspek, termasuk pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas. Sebagai bagian dari upaya ini, kami telah melaksanakan peninjauan menyeluruh terhadap organisasi. Dan kami membuat keputusan sulit untuk mengurangi lebih dari 10 persen karyawan secara global,” kata Musk dalam memo yang dikirimkan kepada seluruh staf.
Ketidakpastian Ekonomi Dunia
Selain Tesla, Google milik Alphabet turut melakukan PHK dalam jumlah yang tidak disebutkan, kata juru bicara perusahaan pada Rabu, 17 April 2024. Namun, pemecatan tidak terjadi di seluruh perusahaan, dan karyawan yang terdampak dapat melamar pekerjaan pada posisi internal.
Sebagian kecil dari pekerja yang terkena PHK akan dimutasi ke pusat-pusat investasi perusahaan, termasuk Chicago, Atlanta, Dublin, dan India. Pemutusan kontrak di Google itu terjadi setelah perusahaan-perusahaan teknologi tengah bergulat dengan ketidakpastian ekonomi.
“Sepanjang paruh kedua 2023 dan memasuki 2024, sejumlah tim kami melaksanakan perubahan untuk menjadi lebih efisien dan bekerja lebih baik, menghilangkan lapisan dan menyeimbangkan sumber daya dengan prioritas produk terbesar kami,” ucap juru bicara Google.
Google juga telah memecat ratusan pekerjanya di berbagai departemen pada Januari lalu, termasuk tim teknik dan perangkat keras, seiring dengan tujuan perusahaan dalam meningkatkan investasi dan membangun teknologi kecerdasan buatan (AI).
Iklan
Kompetisi Sengit Antarperusahaan
Amazon Web Services (AWS) lebih dahulu memangkas beberapa ratus pekerja di tim penjualan, pemasaran, dan teknologi, pada Rabu, 3 April 2024. Pemecatan itu menjadi serangkaian PHK terbaru yang dilakukan oleh induk perusahaan, Amazon.com.
“Kami telah mengidentifikasi beberapa area organisasi yang perlu disederhanakan,” ujar juru bicara AWS melalui surat.
Amazon selama beberapa bulan terakhir telah melaksanakan PHK terhadap ratusan staf di berbagai divisi, termasuk layanan Prime Video, unit asisten suara Alexa, dan unit bisnis perawatan kesehatan. Lebih dari 27.000 karyawannya kehilangan pekerjaan pada 2022 dan 2023, setelah industri teknologi merekrut terlalu banyak orang selama pandemi Covid-19.
Pemotongan peran di divisi penjualan, pemasaran, dan layanan global AWS yang beranggotakan 60.000 orang, kemungkinan menjadi bagian dari reorganisasi di bawah Kepala Penjualan Matt Garman.
Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2023 akibat ketidakpastian ekonomi, bisnis berbasis awan (cloud) Amazon menunjukkan kestabilan, membantu perusahaan melampaui target pendapatan kuartal pada Februari. Namun, posisinya berhadapan dengan Microsoft, yang memimpin sektor penyedia cloud terbesar dan telah melakukan investasi kecerdasan buatan generatif melalui ChatGPT OpenAI.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi