Admin CPG, Jakarta – Di era digital yang semakin berkembang, WhatsApp telah menjadi salah satu platform utama bagi masyarakat untuk berbagi informasi. Namun, bersamaan dengan kemudahan tersebut, juga muncul tantangan baru, yakni penyebaran misinformasi yang dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi persepsi publik. Hal ini menimbulkan dampak yang serius terhadap kepercayaan dan stabilitas informasi.
Karena itu, sangat penting untuk memahami dan menerapkan langkah-langkah yang efektif dalam mencegah penyebaran misinformasi di WhatsApp. Dengan demikian, dapat diupayakan agar platform ini tetap menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi penggunanya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut cara mencegah penyebaran misinformasi di WhatsApp:
1. Pelajari tentang label Pesan yang diteruskan
Pesan dengan label “Diteruskan” menunjukkan bahwa pesan tersebut aslinya berasal dari orang lain selain yang mengirimkannya kepada Anda. Saat pesan diteruskan melalui rangkaian lima obrolan atau lebih, ikon panah ganda sering diteruskan dan label “Diteruskan berkali-kali” ditampilkan.
2. Cek fakta informasi dengan sumber lain
Berita palsu sering kali menjadi viral, dan foto, rekaman audio, serta video dapat diedit untuk menyesatkan Anda. Sekalipun sebuah pesan dibagikan berkali-kali, hal ini belum tentu benar. Jika Anda menerima informasi palsu, beri tahu pengirimnya bahwa mereka mengirimi Anda informasi yang salah. Anda juga dapat merekomendasikan mereka untuk memverifikasi pesan sebelum membagikannya.
Jika Anda tidak yakin apakah suatu pesan benar atau tidak, sebaiknya periksa situs berita terpercaya untuk mengetahui dari mana berita tersebut berasal. Jika sebuah cerita dilaporkan di berbagai tempat dan dari sumber yang dapat dipercaya, kemungkinan besar berita tersebut benar. Anda dapat berkonsultasi dengan pemeriksa fakta, atau orang yang Anda percayai, untuk informasi lebih lanjut.
3. Gunakan fact checker
WhatsApp telah terintegrasi dengan konten cek fakta yang diterbitkan oleh beberapa media jurnalistik. Integrasi dengan aplikasi perpesanan akan meningkatkan interaksi dengan khalayak dan pada saat yang sama memperluas distribusi pemeriksaan fakta untuk memerangi misinformasi.
Iklan
Lembaga pers dan pemeriksa fakta juga dapat menggunakan fitur obrolan untuk melibatkan khalayak. Beberapa organisasi seperti Admin CPG dan MAFINDO berkolaborasi dengan Whatsapp untuk mengintegrasikan pemeriksaan fakta menggunakan teknologi chatbot.
Chatbots akan bekerja atau merespons hanya setelah menerima pesan dari pengguna. Melalui fitur ini, seluruh pengguna dapat memilih untuk membaca artikel cek fakta atau melaporkan informasi mencurigakan.
4. Waspadai pesan tipuan
Terdapat sejumlah situs spam yang menerbitkan pesan tipuan untuk mendapatkan daya tarik. Tautan ini diteruskan di WhatsApp dengan klaim yang tidak realistis atau janji barang gratis. Pengguna harus waspada terhadap situs tersebut.
Cari tanda-tanda seperti kesalahan ejaan, URL yang tidak memiliki https di awal, dll, untuk mengidentifikasi hoax tersebut. Ingatlah bahwa tawaran apa pun yang tampaknya terlalu bagus adalah tawaran palsu. Misalnya, tautan apa pun yang menawarkan tiket pesawat gratis atau iPhone atau iPad gratis kemungkinan besar palsu.
5. Periksa bias Anda sebelum membagikan informasi
WhatsApp menekankan pentingnya untuk bersikap hati-hati terhadap informasi yang memperkuat keyakinan yang sudah ada sebelumnya. Ada kemungkinan besar bahwa Anda akan mempercayai dan menyebarkan informasi semacam itu tanpa ragu. Platform pesan tersebut mendorong pengguna untuk memeriksa fakta sebelum menyebarkan informasi, karena cerita-cerita yang tampak tidak masuk akal seringkali tidak benar.
FAQ.WHATSAPP | THECONVERSATION | INDIANEXPRESS
Pilihan Editor: Whatsapp Berencana Meningkatkan Fitur Chat Lock, Ini Detailnya